MENGENAL KASTURI SANG MASKOT
KALIMANTAN SELATAN
Mangga kasturi atau kasturi (Mangifera
casturi) adalah tumbuhan endemik khas Kalimantan Selatan yang keberadaannya
terancam punah. Populasi taksonnya cenderung berkurang, baik dalam segi jumlah
individu, populasi maupun keanekaragaman genetisnya. Status kelangkaan buah ini
dianalisis dengan menggunakan kategori dan kriteria tumbuhan langka menurut IUCN
Red List Categories 30 November 1994.
Pohon mangga kasturi bisa
mencapai tinggi 25 m dengan diameter batang ± 40 – 115 cm. Kulit kayu
berwarna putih keabu-abuan sampai coklat terang, kadangkala terdapat retakan
atau celah kecil ± 1 cm berupa kulit kayu mati dan mirip dengan Mangifera
indica. Daun bertangkai, berbentuk lanset memanjang
dengan ujung runcing dan pada kedua belah sisi tulang daun tengah terdapat 12 –
25 tulang daun samping. Daun muda menggantung lemas dan berwarna ungu tua.
Bunga majemuk berkelamin ganda
dengan bentuk bunga ramesos dan
kerapkali berambut rapat. Panjang tangkai bunga ± 28 cm dengan anak
tangkai sangat pendek, yaitu 2 – 4 mm. Daun kelopak bulat telur memanjang
dengan panjang 2 – 3 mm. Daun mahkota bulat telur memanjang dan bunga
berbau harum. Benang sari sama panjang dengan mahkota, staminodia sangat
pendek dan seperti benang sari yang tertancap pada tonjolan dasar bunga.
Buah berbentuk bulat sampai ellipsoid dengan
berat kurang dari 80 gram, daging buah kuning atau oranye dan berserabut. Biji
batu dengan dinding yang tebal. Mangga ini berbuah pada awal musim hujan atau
sekitar bulan Januari.
Varietas
Terdapat tiga varietas Mangifera
casturi. Varietas mangga ini dikenal masyarakat Banjar (Kalsel) dengan sebutan kasturi, cuban / kastuba dan asem
pelipisan / palipisan.
Buah kasturi kenampakannya
mirip dengan buah mangga tetapi berukuran kecil, berbentu bulat sampai ellipsoid dengan
ukuran panjang 5 – 6 cm, lebar 4 – 5 cm dan berat ± 65,6 gram. Kulit
buah tipis dengan warna hijau terang dengan bintik-bintik berwarna gelap dan
apabila masak maka kulit buah berubah menjadi kehitaman. Daging buah berwarna
oranye gelap, kandungan serat 1,06% dan memiliki rasa yang manis dan lezat.
Sifat yang menonjol dari kasturi adalah aroma buah yang harum sehingga banyak
disukai masyarakat Kalimantan Selatan.
Status Mangifera casturi
Dari 31 jenis marga Mangifera yang
ditemukan di Kalimantan, 3 jenis diantaranya bersifat endemik.
Berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri No. 48 tahun 1989 tentang identitas flora masing-masing
provinsi, tumbuhan Mangifera casturi ditetapkan menjadi
identitas flora provinsi Kalimantan Selatan.
Tim penilai dari World
Conservation Monitoring Centre pada tahun 1998 menetapkan Mangifera
casturi berada pada kategori punah in situ atau Extinct in World =
EW. Mangga ini diketahui hanya hidup dan tumbuh secara alami di kebun hutan dan
atau kawasan konservasi lain, namun tidak ditemukan lagi di habitat
asli.
Penyebaran
Lokasi persebaran terdapat Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar terdapat di kebun campuran. Pada umumnya kebun campuran
ini berisi tanaman padi diselingi pohon kasturi yang umurnya sudah lebih dari
50 tahun serta tidak sengaja ditanam oleh penduduk setempat. Kebun ini
kebanyakan berada di pekarangan rumah dengan pola tanam tidak teratur. Akan
tetapi, data kelimpahan spesies ini tidak diketahui secara pasti.
Kasturi mulai dipanen pada awal
musim hujan dan melimpah pada bulan Januari. Karena umur pohon kasturi banyak yang lebih dari 50 tahun, maka
produktivitasnya semakin menurun. Oleh karena itu, pada tahun 1980 masyarakat
Desa Mataraman mencoba belajar membuat pembibitan buah kasturi.
Itulah sekilas gambaran mengenai
Mangga Kasturi khas Kalimantan Selatan yang dapat tumbuh dengan baik di dataran
rendah pada tanah aluvial dan lateral yang cukup air. Semoga dengan informasi
ini dapat menambah pengetahuan kita mengenai tumbuhan-tumbuhan khas yang ada di
seluruh Indonesia. (Data: Dari Berbagai Sumber)
0 komentar:
Posting Komentar